Kamis, 19 Mei 2011

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

Untuk memahami istilah perubahan harga, kita harus membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik., yang keduanya termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh atau mengalami keruguan daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi, sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi. Di sisi lain, perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Laju inflasi local mempengaruhi kurs valuta asing yang digunakan untuk mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dlam mata uang domestic. Sebaimana yang akan dilihat bersama, sangat sukar untuk memisahkan translasi mat uang asing dari inflasi, apabila dalam konteks akuntansi untuk operasi luar negeri.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesr biaya akuisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya. Nilai yang aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.dari sudut pndang manajemen, ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi (1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada dat seri waktu historis, (2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabakan:
Kenaikan dalam proporsi pajak
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
Tindakan yang mnerugiakan dengan negara tuan rumah
Dalam periode inflasi, pendapatan umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah, yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait. Beban ini dinyatakan dalam mata uang denagn daya beli umum yang lebih tinggi karena umumnya mencerminkan konsumsi sumber daya yang diakuisisi pada saat unit moneter memiliki daya lebih yang lebih tinggi.
Oleh Karena itu, mengaku pengaruh inflasi secara eksplisit berguna dilakukan karena beberapa aslasan:
1.Pengaruh perubahan harga sebagaian tergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguan tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai factor-faktor ini.
2.Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang menbahas masalah-masalah tersebut.
Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan yang tersembunyi. Setelah bagian ini, akuntansi untuk pengaruh laporan keuangan atas perubahan tingkat harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model baiya kini.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum dosesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai contoh, selam periode kanaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporakan di dalam neraca sebesar biaya akuisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini, pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerimkan daya beli dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi kini.
Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan buakn baiay historis. Kedua, laba adalah jumlah standar daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode, namun trtap dapat memepertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva awal perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
Para pendukung model daya beli biaya historis konstan berpendapat bahwa model biaya kini melanggar kerangka dasra pengukuran biaya historis karena tidak berdasarkan biaya akuisisi pada awalnya. Model daya beli biaya kini konstan menggabungkan karakteristik model daya beli biaya historis konstan dan model biaya kini. Kerangka dasar campuran ini mengakui kenaikan dalam nilai kini aktiva sebagai keuntungan kekayaan, dan dengan demikian memungkinkan dilakukannya perbandingan antara laba kini dan laba periode sebelumnya. Perusahaan dianggap akan lebih baik hanya jika aktiva meningkat lebih besar dari pada laju inflasi.
Sudut Pandang Internasional terhadap Akuntansi Inflasi
Beberapa negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik actual juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengruhi oleh angka-angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini seperti Amerika Serikat, Inggris dan Brasil.
Amerika Serikat, banyak pengguna dan penyusunan informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan, (2) biaya untuk penyususnan pengungkapan ganda itu terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini. Semenjak itu, FASB telah memutuskan untuk mendorong, tetapi tidak lagi mengharuskan, entitas pelaporan AS untuk mengungkapkan informasi daya beli konstan biaya historis atau daya beli konstan biaya kini. FASB menerbitkan panduan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang beruabah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi di masa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terakhir:
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
Keuntungan atau kerugian daya beli atas pos-pos moneter bersih
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan
Setiap agregat penyesuiai translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi
Aktiva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
Laba per saham menurut dasar biaya kini
Dividen per saham biasa
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa
Tingkat indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
Laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan.
1.Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Meskipun tidak diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brasil hal ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan Hukum Perusahaaan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hokum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan akuitas pemegang saham dengan menggunakan index harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dijadikan bersih terhadap jumlah lebih yang diuangkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awal periode yang harus tumbuh agar tidak tertinggal dengan laju inflasi. Pnyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil dari pada peneyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan risiko yang dihadapi perusahaan terhadap aktiva moneter bersihnya.

Badan Standar Akuntansi Internasional
Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait padaperiode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1.Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2.Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama
3.Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4.Keutungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu. Keempat isu itu adalah (1) apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi, (2) perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi, (3) akuntansi inflasi luar negeri, dan (4) menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keutungan atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter. Angka yang dihasilkan sebagai pos terpisah.
Di Inggris, keutungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuain. Kedua angka tersebut ditentukan melalui perubahan harga khusus. Mekanisme penyesuaian mengindikasikan manfaat kepada para pemegang saham yangb berasal dari pembiayaan utang selama suatu periode perubahan harga. Angka-angka ditempatkan atas laba operasi biaya kini untuk menghasilkan ukuran kemakmuran yang dapat dihapuskan, yang disebut ssebagai laba biaya kini teratribusi kepada pemegang saham.
Pendekatan di Brasil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, Karenna jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi. Penyesuaian dari penyajian bersih aktiva peermanen dan ekuitas pemilik yang disesuaikan dengan tingkat harga menunjukan keuntungan atau kerugian daya beli umum atas pendanaan modal kerja yang berasal dari utang atau kewajiban.
Akuntasu untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi dan (2) keuntungan yang belum di realisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva moneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersama dengan inflasi. Meskipun pengukuran keuntungan kepemilikan dilakukan secara langsung, perlakuan akuntansinya tidaklah demikian.
Akuntansi untuk inflasi di luar negeri, para infestor memberi perhatian terhadap potensi perusahaan untuk mengasilkan dividen, karena nilai invetasi mereka sangat tergantung kepada dividen di masa depan. Potensi suatu perusahaan untuk mengahasilkan dividen berkaitan langsung dengan kepastiannya untuk memproduksi barang dan jasa. Hanya jika suatu perusahaan mempertahankan kapasitas produksinya, barulah ada dividen masa depan yang dapat dipertimbangkan.

Sumber : International Accounting, Buku 2 – edisi 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar