Selasa, 24 Mei 2011

PERENCANAAN DAN KENDALI MANAJEMEN

Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mancakup anrata lain perubahan pasar dan teknologi. Pertumbuhan privatisai, intensif biaya, dan kinerja, serta kondisi operasi global melalui usaha patungan dan kaitan strategis lainnya. Hal tersebut mandorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.
Pembuatan Model Usaha
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama:
1. Mengidentifikasikan factor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3. Mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihn-pilihan stratrgis.
4. Menstranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjaid serangkain tindakan yang spesifik.
Alat perencanaan
Suatu system dapat diterapakan untukmengumpulakan informasi atas pesaing dan kondisi pasar . baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan. Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan ukuran-ukuran yang diguankan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar atau unutk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analisis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungakan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Penganggaran modal
Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternative investai berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yng telah disesuaikan dengan risiko berdasrakan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya modal perusahaan.
Sudut pandang hasil keuangan
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti: (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatisi laba dan modal, (2) biaya izin, royalty, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta asing, dan (5) perbedan pajak. Seseorang mungkin berpendapat bahwa tingkat penegembalian dan risiko suatu investasi luar negeri dapat dievaluasi drai sudut pandang pemegang saham domestic induk perusahaan.
Mengukur Ekspektasi Pengembalian
Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupkan hal yang cukup menantang. Misalkan, untuk keperluan diskusi, unit operasi manufaktur Daimler-Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank local dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan mengimport setengah dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS dan akan mengekspor setengah dari hasil produksinya ke Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada induk perusahaan, dan imbalan fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalty untuk penggunan pateninduk perusahaan, dan jasa teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dan fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai deviden.
Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestic. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi pengihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun yang demikian terdapat tambahan kerumitn yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1. Arus kas proyek versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik




Biaya Modal Multinasional
Jika investasi di luar negeri dievaluasi menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan debagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan (E+D)
T = tariff pajak marginal
Masalah serupa juga berkaitan dengan pengukuran komponen utang dari rata-rata biaya modal. Di sebuah Negara, biaya utang ini merupakan suku bunga efektif dikalikan dengan (1-t) karena bunga umumnya merupakan beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak.
Sisitem informasi manajemen
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasionl secara alamiah lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu Negara.
Informasi Manajemen dan Hiperinflasi
FAS No.52, mewajibkan penggunaan metode translasi temporal, seperti yang djelaskan pada sebelumnya, ketika melakukan translasiakun-akunperusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berinfliasi tinggi. Meskipun FAS No.52 dan ketentuan nasional sejenismemberikan panduan yang bermanfaat dalam neyusun laporan mata uang keras, ketentuan-ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi. Dalam lingkungan inflasi tinggi, laporan keuangan yang disusun sesuai dengan FAS 52 cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
• Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
• Melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk diinterprestasikan
• Mendistorsikan perbandingan kinerja antarwaktu.

Isu-isu Dalam Pengendalian Keuangan
System pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien. Sebaliknya system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian meliputi: (1) komunikasi tujaun-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2) memeperinci criteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja, dan (4) mengkomunikasikan penyimpangan antara kinerja actual dan rencana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
System pengendalian keuangan yang kuat memungkinkan manajemen puncak untuk memusatkan perhatian pada kegiatan anak perusahaan yang mengarah pada tujuan-tujuan umum. System pengendalian terdiri dari kebijakan operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.
Penentuan Biaya Strategis
Beberapa perusahaan jepang telah memperkenalkan konsep biaya yang menekankan strategis manufaktir global mereka. Dalam pelaksanaannya, mereka telah meningkatkan proses pengendalian biaya dan yang lebih penting lagi, telah menciptakan kaitan langsung antara praktik manajemen akuntansi dengan tujuan perusahaan.
Banyak perusahaan Jepang menggunakan metode penentuan biaya berbasis harga. Selain dikenal sebagai penentu target biaya, metedologi penentuan biaya strategis ini didasarkan pada anggapan untuk merancang dan membangun produk dengan harga yang dimaksudkan untuk memperoleh keberhasilan pasar. Konsep biaya strategis lainnya yang diperkenalkan oleh Jepang adalah penentuan biaya perilaku. Dalam system penentuan biaya proses, overhead diterapkan terhadap barang atau jasa rutin dengan menggunakan suatu tariff penerapan overhead. Dari sudut pandang akuntansi biaya tradisional, overhead manufaktur dialokasikan terhadap produk menurut sebab-akibat.
Evaluasi kinerja operasi luar negeri
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sisitem pengendalian yang efektif. System evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk: (1) mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada, (2) menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan, (3) mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif, (4) mengevaluasi kinerja manajemen, dan yang paling penting, (5) memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi. Menembangkan suatu evaluasi kinerja yang efektif lebih tepat dikatakan sebagi suatu seni daripada sebagai ilmu.
Praktik Evaluasi Kinerja:ICI
Pengamatan atas pengaruh inflasi terhadap akun-akun historis mengungkapkan enam konsekuensi nagatif; (1) harga poko penjualan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan penjualan kini, (2) modal yang digunakan dinilai lebih rendah terkait dengan nilai kini, (3) sebagai akibat dari (1) dan (2), pengembalian atas modal dinilai tinggi secara ganda, (4) perbandingan kinerja divisi yang didasarkan pada aktiva serupa dengan umum yang berbeda merupakan sesuatu yang tidak tepat, (5) perbandingan kinerja anak perusahaan antarnegara tidak bermakna, dan (6) perbandingan kinerja antarwaktu tidak valid.
ICI membagi ukuran kinerja ke dalam dua kategori; jangka panjang dan jangka pendek. Arus kas yang dihasilkan oleh produk dan ROI merupakan ukuran jangka panjang yang utama. Dengan ukuran arus kas, ICI berupaya untuk menentukan apakah suatu produk akan menghasilkan uang yang cukup untuk membayar penggantian pabrik, baginya untuk biaya perusahaan dan menghsilkan lab yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang realistis. Ketika membuat model operasinya, ICI menemukan bahwa tingkat pengembalian CCA diperlukan berbeda-beda untuk tiap Negara.
Standar Kinerja
Suatu perusahaan mungkin telah memiliki beberapa standar dalam lingkup perusahaan, seperti tingkat ROI optimum yang diminta, yang berlaku untuk anak perusahaan sendiri-sendiri atau untuk lini prodeuk; atau perusahaan dapat menentukan tingkat ROI berbeda atau acuan lain untuk anak perusahaan atau lini produk yang berbeda. Standar ini dapat distukan ke dalam anggaran dan kemudian dapat dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Kinerja juga dapat diukur antarwaktu. Perusahaan dapat menetapkan resmi dalam rasio tertentu atau laba. Kinerja masa lalu biasanya signifikan untuk menbuat anggaran periode berikutnya, akhirnya, perusahaan dapat membandingkan kinerja luar negerinya sendiri dengan kinerja para pesaing atau membandingkan satu unitnya sendiri dengan unit yang lain
Anggaran yang relistik memungkinkan target kinerja memasukan perbandingan-perbandingan yang bersifat unik untuk unit tertentu. Perbandingan kinerja actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen kantor pusat untuk memisahkan hasil-hasil yang menjadi tanggung jawab anak perusahaan dari hasil-hasil yang berada di luar kendali manajer itu.

Sumber : International Accounting, Buku 2 – edisi 5.

1 komentar: